Sudah menjadi suatu rahasia umum kalau negeri ini adalah keranjang yang menampung sampah-sampah yang akan membusuk (untuk oknum aparat yang tidak baik). Hal ini sangat tegas disampaikan oleh Megawati Soekarno Putri saat menjabat sebagai presiden, menanggapi isu tentang kabinetnya yang kuran kompak. Artinya, Megawati sendiri menyadari betul bahwa aparatur pemerintahan negeri ini penuh dengan praktik-praktik busuk dalam memenangkan kepentingan pribadi dan politiknya serta mengenyampingkan hak yang seharusnya di dapatkan oleh rakyat.
Hal senada juga diperingatkan oleh Amien Rais bahwa ada tiga lembaga pemerintah yang mengalami pembusukan kronis dibandingkan yang lain, yaitu BPPN, Kantor Meneg BUMN, dan Menko Perekonomian (Republika, 26/2/2002). Ketiga lembaga inilah yang seharusnya menjadi kunci untuk mengatasi masalah krisis di negeri kita saat ini. Dapat dibayangkan bagaimana badan yang seharusnya mampu mengeluarkan kebijakan konkrit yang jelas dan terencana sehingga mampu mengatasi problematika perekonomian negeri ini ternyata digerogoti dari dalam dan menjadi tempat pesta bagi pejabat-pejabat korup yang tidak peduli terhadap rakyat.
Miskinnya Indonesia bukan karena tidak memiliki dana, namun atas ketidak mampuannya dalam mengelola kekayaan SDA dan SDM. Penjualan aset-aset publik ke swata pun pada akhirnya bukanlah solusi mendasar untuk memecahkan utang luar negeri Indonesia. Sebaliknya yang mungkin terjadi adalah kekayaan Indonesia akan terjual habis ke swasta, sedangkan problem utang luar negeri masih menumpuk. Indonesia akan kembali terjajah secara ekonomi, bahkan mungkin saja penjualan pulau yang dulu masih sebatas wacana di zaman kepemimpinan Habibie akan menjadi terealisasi. Indonesia tak terkendali akibat dikte yang dilakukan oleh Asing. Mengapa hal itu dapat terjadi?
Jika pembusukan terus berlangsung bahkan semakin menjadi-jadi pada lemabag-lembag yang bertugas untuk menyediakan dan menyalurkan dan paket penyehatan dan pemuliahn ekonomi, maka ketersediaan dana untuk menyelesaikan problem ekonomi sampai kapan pun tidak akan pernah ada. Sementara, utang luar negeri dan defisit anggaran negara akan selalu membutuhkan dana segar. Dengan demikian, penjualan aset-aset publik melalui BUMN hanya merupakan langkah jangka pendek yang irasional. Sebab jika dana habis maka akan terulang lagi proses penjualan BUMN lainnya.
Bersambung.......
Selanjutnya, dampak penjualan aset rakyat (privatisasi) diberbagai bidang.
Dilansir dari beberapa buletin, berita, dan studi kasus
Untuk insan yang menginginkan keadilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar