Sabtu, 21 Mei 2011

Contoh soal sikap ilmiah

Berawal dari sulitnya mengukur suatu kemampuan siswa, khususnya sikap ilmiah, berpikir kreatif, kritis, dan lain-lain, berikut saya memberikan suatu contoh pertanyaan yang mudah-mudahan dapat mengukur sikap ilmiah siswa dalam ilmu kimia.
atau file dapat didownload.

Pertanyaan Posttest
1.      Pada suatu hari kamu berjalan di pinggir kebun milik paman Beni. Di kebun itu terdapat banyak pohon jeruk yang lebat dengan buahnya, sehingga kamu tergoda untuk memetiknya. Akhirnya kamu memetiknya dan kemudian kamu memakannya. Tiba-tiba kamu harus mengeluarkan kembali jeruk yang kamu makan, karena terasa sangat asam. Apa yang menyebabkan jeruk itu terasa asam? Bagaimana cara kamu menghilangkan rasa asam yang masih terasa menempel di lidahmu?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

2.      Andi sedang melakukan sebuah percobaan balon yang bisa mengembang sendiri tanpa ditiup. Unik, percobaan yang dia lakukan menggunakan serbuk halus berwarna putih dan suatu larutan tak berwarna yang kemudian di campurkan ke dalam botol. Kemudian pada mulut botol itu dipasang sebuah balon. Luar biasa, balon itu kini mengembang.
Menurutmu, apa zat yang andi gunakan? Kenapa balon itu bisa mengembang sendiri?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

Selasa, 17 Mei 2011

Astatin


           













 


Nama unsur                : Astatin
Massa Molar               : 210 g/mol
Nama golongan            : Halogen
Warna                         : Metalik
Titik didih                    : 337 °C
Titik leleh                    : 302 °C

A.     Pendahuluan (prolog)
Astatin adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang At dan nomor atom 85. Nama unsur ini berasal dari bahasa Yunani αστατος (astatos) yang berarti "tak stabil". Unsur ini termasuk golongan halogen dan merupakan unsur radioaktif yang terbentuk secara alami melalui peluruhan uranium-235 and uranium-238.
Unsur ini sangat unsur radioaktif sudah ditetapkan oleh spektrometer-spektrometer massa untuk bertindak secara kimiawi seperti halogen-halogen lain, terutama yodium (itu akan mungkin menghimpunkan di dalam kelenjar/penekan yang gondok seperti yodium), meskipun demikian, astatin diperkirakan lebih metalik dibanding yodium. Peneliti-peneliti pada Brookhaven National Laboratory sudah melaksanakan eksperimen-eksperimen hingga mengenali dan mengukur reaksi-reaksi dasar yang melibatkan astatine. Isotop paling stabil mempunyai suatu umur-paruh sekitar 83 jam. Produk akhir dari peluruhan astatin adalah isotop-isotop dari induk. Halogen-halogen akan berwarna lebih gelap, dengan peningkatkan berat/beban molekular dan nomor atomis. Dengan demikian, mengikuti kecenderungan, astatin diperkirakan merupakan suatu padatan hampir hitam, yang ketika dipanaskan, menyublim menjadi gelap, dan uap/gas keungu-unguan (lebih gelap dibanding yodium). Astatin diperkirakan membentuk ikatan-ikatan bersifat ion seperti dengan sodium (Na), seperti halogen-halogen yang lain, tetapi itu dapat dipindahkan dari garam-garam oleh tongkang/geretan, halogen-halogen yang lebih reaktif. Astatin dapat juga bereaksi dengan hidrogen untuk membentuk astatane, yang ketika dihancurkan di dalam air, membentuk cuka hydroastatic yang sangat kuat. Astatin merupakn unsur halogen yang kereaktifannya paling kecil.

B.      Sejarah penemuan Astatin
Astatin pertama kali disintesis pada tahun 1940 oleh D.R. Corson, K.R. MacKenzie, dan E. Segre di Universitas Kalifornia dengan menembak bismut dengan partikel alfa. Isotop dengan masa paruh waktu terpanjang, terdapat di alam dengan isotop uranium dan torium, dan jejak 217At setara dengan 233U dan 239Np, dihasilkan dari integrasi torium dan uranium dengan menghasilkan neutron alamiah. Jumlah astatin di kerak bumi hanyalah kurang dari 1 ons.

Minggu, 15 Mei 2011

Media Pembelajaran Kimia

Mengapa Perlu Membaca?
Sebuah tulisan unik menggelitik yang pernah kami baca:
“Membaca jangan dijadikan hobi, karena itu adalah suatu kewajiban”.
Sampai saat ini, kemampuan membaca masyarakat Indonesia masih dianggap rendah. Berbagai survey membuktikan hal tersebut.
Tahun 1992:
International Association for Evaluation of Educational (IEA), melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29.
Tahun 1999:
Ratio pembaca surat kabar dengan jumlah penduduk di ASEAN,
Indonesia = 1 : 43, Malaysia = 1 : 8, sedangkan Singapura = 1 : 2
Tahun 2006:
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait kecenderungan dalam memperoleh informasi di Indonesia. (www.bps.go.id).
Hari Buku Nasional (17 Mei) kalah pamor dengan Hari Pendidikan Nasional (2 Mei) atau Hari Kebangkitan Nasional (21 Mei)
Apakah buku kimia yang sudah ada dianggap telah mampu menggali konsep?
 
Tahun 2010 (berdasarkan hasil angket)










Kimia itu susah? Siapa bilang?
Kimia itu nggak asyik? Kata siapa?
November 2010, Tim Seri Petualangan Kimia telah membuat buku “Seri Petualangan Kimia: Mencari Jejak”. Buku ini bercerita tentang seorang tokoh (yaitu pembaca) yang sedang bertualang. Pembaca berperan sebagai tokoh utama yang harus menyelesaikan petualangannya sendiri.
Terinspirasi dari sebuah buku karya Edward Packard berjudul Pilih Sendiri Petualanganmu: Rahasia Rumah Terkutuk (1984). Pembaca harus memulai petualangannya dari halaman pertama hingga akhirnya diberi dua pilihan untuk lanjut ke halaman mana. Begitu seterusnya. Pembaca harus menentukan jalan mana yang akan dipilih sampai akhirnya ia menemukan ending cerita. Lain jalan, maka akhir ceritanya pun bisa berbeda. Dengan cara tersebut, secara tidak langsung, pembaca dilatih dan dituntut untuk lebih teliti sebelum memutuskan sesuatu.
Buku Seri Petualangan Kimia: Mencari Jejak ini meminitikberatkan pada bahasan asam-basa karena aplikasinya yang luas dalam kehidupan sehari-hari. Penulis, Novianti Islahiah (dibantu oleh Ditta Widya Utami), beserta anggota tim lainnya (Abdul Rohman Supandi, Eka Sulistiawati, dan Rini Indriani) telah mengajukan buku tersebut dalam ajang bergengsi PKM-P DIKTI 2010. Dan alhamdulillah bisa lulus seleksi tahap pertama. Kini kami hampir menyelesaikan program yang kami usulkan: Penerapan Pendekatan Keterampilan dan Proses dalam Media Buku Suplemen Siswa.
Sejak kurang lebih satu dasawarsa ini, sudah banyak instansi-instansi yang melakukan survey mengenai minat baca masyarakat. Seperti International Association for Evaluation of Educational (IAEE), yang melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV di 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29.
Pelajaran kimia dianggap sebagian besar siswa menjadi pelajaran yang sulit dipahami dan dimengerti.Permasalahan pembelajaran kimia yang sampai saat ini belum mendapat pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri siswa bahwa pelajaran ini sulit dipahami dan dimengerti. Ini menyebabkan pelajaran kimia tidak disukai, bahkan sebagian siswa bersikap antipati dan menganggapnya sebagai momok.
Mengapa itu bisa terjadi? Seorang uru kimia SMA menemukan setidaknya dua hal yang menjadi penyebab.
·         Pertama, metode pembelajaran kimia yang diterapkan guru bersifat monoton dan kurang variasi. Ini menjadikan belajar kimia kurang bermakna dan tidak menarik bagi siswa.
·         Kedua, sebagian besar siswa terbawa opini yang terbentuk di tengah-tengah masyarakat bahwa pelajaran kimia itu sulit. Hal itu semakin memperkuat anggaan siswa terhadap pelajaran kimia sebagai cabang ilmu yang sulit dipelajari dan dipahami.
Berangkat dari situ lah kami mencoba untuk membuat suatu karya untuk mengenalkan kimia dengan kemasan yang menarik. Melihat bahwa buku suplemen kimia masih sedikit yang beredar, maka kami memutuskan untuk membuat suatu cerita petualangan.
Besar harapan kami bahwa buku ini dapat menginisiasi para siswa untuk tertarik mendalami dan mempelajari kimia lebih jauh. Sehingga kelak bermunculan para ilmuwan kimia dari Indonesia ^_^